Friday, May 4, 2018

HR Monitoring Minggu ke-1 Mei 2018 (May Day)



Apa kabar rekan-rekan?
Semoga sehat selalu, kembali lagi kami menghadirkan media monitoring tentang isu-isu HR terkini yang diambil dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

1. Buruh yang Selalu Berteriak di Depan Istana Kosong Saat "May Day"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buruh yang Selalu Berteriak di Depan Istana Kosong Saat "May Day"...", https://nasional.kompas.com/read/2018/05/02/10302641/buruh-yang-selalu-berteriak-di-depan-istana-kosong-saat-may-day
Penulis : Fabian Januarius Kuwado
Editor : Bayu Galih


BOGOR, KOMPAS.com - Setiap tanggal 1 Mei, seputar Istana Kepresidenan, Jakarta, selalu menjadi tujuan para buruh dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Buruh berdatangan dari Jakarta dan sekitarnya dan berteriak menuntut banyak hal, yang intinya perbaikan kesejahteraan. Pada 1 Mei 2015, para buruh meneriakkan 10 tuntutan di depan Istana Presiden. Tuntutan itu mulai dari kenaikan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota (UMP/UMK) sebesar 32 persen, menuntut penambahan jaminan kesehatan sebesar Rp 30 triliun dalam APBN, hingga menuntut menghapus sistem kerja outsourcing. Tepat setahun kemudian, para buruh kembali datang. Kali ini tuntutan berkurang satu menjadi sembilan tuntutan. Tuntutan itu antara lain menolak PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, naikkan upah minimum sebesar 30 persen, menolak pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN hingga menolak kriminalisasi aktivis buruh. Kemudian, pada 1 Mei 2017  buruh kembali "menggedor" Istana. Tuntutan mereka semakin sedikit, hanya tiga poin, yakni hapus sistem kerja outsourcing dan magang, peningkatan jaminan sosial, dan menolak upah murah.


Istana kosong Saat menjabat presiden, Jokowi tercatat tidak pernah berada di Istana Kepresidenan saat Hari Buruh Internasional atau May Day. Berikut aktivitas Jokowi berdasarkan penelusuran Kompas.com 



1 Mei 2015: Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Ngawi, Jawa Tengah. 

1 Mei 2016: Presiden Jokowi berkegiatan tertutup di Istana Presiden Bogor. Satu-satunya kegiatan Presiden yang terbuka bagi pewarta saat itu adalah konferensi pers mengenai pembebasan warga negara Indonesia dari gerilyawan di Filipina.
1 Mei 2017: Presiden Jokowi melaksanakan kunjungan kerja di Hong Kong. Di sana, ia menemui delegasi bisnis negara setempat sekaligus bertemu warga negara Indonesia yang bekerja di sana. 
1 Mei 2018  Presiden Jokowi lagi-lagi tidak berkegiatan di Istana Presiden Jakarta. Ia membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendikiawan Muslim Wasathiyah Dunia di Ruang Garuda, Istana Presiden Bogor.

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2018/05/02/10302641/buruh-yang-selalu-berteriak-di-depan-istana-kosong-saat-may-day.

2. Diperingati Tiap Tahun, Ini Semarak May Day 2018


JAKARTA - Hari ini diperingati sebagai Hari Buruh atau May Day. Para pekerja pun memanfaatkan momen spesial ini untuk menyuarakan aspirasinya.
Berbagai pekerja dengan latarbelakang beragam berbondong-bondong meramaikan jalanan ibu kota dengan harapan, aspirasi mereka sampai ke telinga pemangku kebijakan sehingga dapat direalisasikan.
Meskipun berlangsung tiap tahun, peringatan May Day memiliki keunikan tiap tahunnya. Tuntutan buruh pun beragam yang bisa menjadi cerminan kesejahteraan buruh Indonesia.
Berikut adalah fakta-fakta seputar May Day 2018 seperti dirangkum Okezone Finance, Selasa (1/5/2018).

1. 150.000 Buruh Long March dari Patung Kuda Menuju Istana Presiden
Aksi May Day dibanjiri sebanyak 150.000 buruh yang melancarkan aksinya. Para peserta aksi berkumpul di patung kuda Monas pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya, para peserta aksi berjalan (long march) menuju istana negara hingga pukul 13.000 WIB.
Dari 150.000 yang berpartisipasi dalam long march di Jakarta, merupakan gabungan pekerja yang berasal dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Khususnya wilayah Karawang, Purwakarta dan juga Bekasi.
2. Buruh "Teriakkan" Empat Tuntutan
Sebanyak 150 ribu yang berada di naungan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar aksi dalam peringatan hari buruh sedunia atau yang biasa disebut May Day.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, dalam aksi tersebut ada tiga tuntunan utama (Tritura) yang diserukan oleh para buruh kepada Pemerintah. Tuntutan yang pertama adalah, para buruh meminta agar pemerintah menurunkan harga dan tarif kebutuhan pokok pangan.
Menurutnya, kebutuhan pokok pangan seperti beras saat ini sudah mulai menginjak harga yang tidak wajar. Selanjutnya, para buruh juga menuntut agar tarif listrik serta Bahan Bakar Minyak (BBM) diturunkan.
Tuntutan yang kedua adalah para buruh menolak untuk mendapatkan upah murah. Oleh karena itu, para buruh meminta kepada pemerintah untuk mencabut Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan.
Lalu tuntutan yang terakhir adalah para buruh menolak Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk Indonesia. Menurutnya, belakangan banyak sekali TKA Asing yang memakan lahan pekerjaan kasar dari para buruh.
"Tolak TKA buruh kasar dari China . Cabut Peraturan Presiden no 20/2018 tentang TKA," ucapnya.
sumber: https://economy.okezone.com/read/2018/05/01/320/1893380/diperingati-tiap-tahun-ini-semarak-may-day-2018

3. Pekerja Honorer Minta Diangkat PNS
May Day ini juga dimanfaatkan pekerja honorer di Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya. Salah satunya adalah Dali (37 Tahun) salah seorang guru honorer SD asal Brebes, Jawa Tengah yang ikut dalam aksi May Day di Kawasan Monas pada hari ini. Dalam aksinya kali ini, Dali menuntut agar pemerintah mengangkat pegawai honorer K2 sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
4. Giliran Outsourcing Minta Jadi Pegawai Tetap
Dalam aksi ini juga para pekerja yang notabenenya adalah pegawai outsourcing di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menuntut kesejahteraan yang layak kepada pemerintah.
Dalam aksinya, para pekerja tersebut meminta agar perusahaan BUMN segera mengangkat pegawai outsourcing menjadi pegawai tetap. Bahkan, beberapa para peserta aksi meminta kepada pemerintah untuk menyamakan pegawai outsourcing BUMN layaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Kami pegawai BUMN meminta agar pegawai (outsourcing) diangkat menjadi PNS,” ujar salah satu orator di Kawasan Monas, Jakarta.
5. Pengemudi Ingin Pemerintah Legalkan Ojek Online
May Day juag dimanfaatkan oleh pekerja ojek online (ojol) untuk meminta kepastian hukum. Dari pantauan Okezone di lapangan, para ojek online ikut dalam rombongan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dalam aksi long march dari patung kuda menuju Istana merdeka. Namun, para rombongan sempat berhenti persis di depan Kantor Kementerian Perhubungan untuk menyuarakan aspirasinya.
Dalam aksinya, para ojek online meminta kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk segera melakukan legalisasi terhadap ojek online. Karena selama ini, belum ada aturan khusus yang mengatur legalisasi ojek online.
"Kami teman-teman dari ojek online butuh legalisasi dari pemerintah," ucap salah seorang orator di depan Kantor Kementerian Perhubungan.

6. Buruh Diterima Menaker Hanif Dhakiri
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menerima langsung perwakilan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Pekerja Rakyat Indonesia (KPRI) di Istana Merdeka, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Hanif mengucapkan selamat Hari Buruh kepada para pekerja yang melakukan aksi di Kawasan Monas dan Istana Merdeka.

7. Cara Unik Menaker dan Kepala Staff Kepresidenan Peringati May Day
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri bersama dengan Kepala Staff Kepresidenan Moeldoko ikut serta dalam merayakan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada hari ini. Namun bukan dengan cara berunjuk rasa, melainkan dengan cara menggelar acara-acara yang menghibur untuk para pekerja di Indonesia.
Salah satu yang dilakukan keduanya adalah mengajak seluruh pekerja dari berbagai asosiasi buruh untuk bergoyang bersama di GOR Soemantri, Jakarta. Keduanya bahkan tak canggung untuk ikut turun ke lapangan agar bisa bergoyang langsung dengan para buruh.
Pada kesempatan pertama, Hanif dan Moeldoko mengajak para buruh untuk bergoyang Maumere yang beberapa waktu belakangan tengah menjadi tren di Indonesia.

0 comments:

Post a Comment